Jogja Disini masih ada cinta,
Point
Blank
Seorang netter duduk di depan komputernya. Dengan
lemah ia menekan tuts-tuts keyboardnya. Tampaknya ia lagi jenuh. Semua browser
yang terbuka dengan cepat ditutupnya dengan menekan Alt+F4. Hanya perlu dua
jari; jempol dan telunjuk kiri. Kini jari tengah tangan kirinya mengarah pada
tombol berlogo windows untuk menampilkan shortcut start menu. Tampaknya ia
sudah lihai menggunakan shortcut-shortcut keyboard yang menjadi menu
kesehariannya. Kembali jari tengah bagian kanan menekan huruf u.
Dalam sekejap muncul pop up Turn Off Your Computer.
Hampir saja ia menekan tombol u sekali lagi untuk mematikan komputer. Tapi
tiba-tiba jari manis kirinya mengarah ke tombol paling kiri atas dan pop up
tersebut hilang. Oh..rupanya ia menekan tombol Esc.
Ditekannya tombol Ctrl + P dan terbuka layar hitam. Command prompt. Ya, dia telah membuat shortcut sendiri untuk menampilkan console-istilah yang dipakai di linux, atau DOS prompt, istilah yang dipakai di Windows. Apa yang dilakukannya?
Ditekannya tombol Ctrl + P dan terbuka layar hitam. Command prompt. Ya, dia telah membuat shortcut sendiri untuk menampilkan console-istilah yang dipakai di linux, atau DOS prompt, istilah yang dipakai di Windows. Apa yang dilakukannya?
C:\> net send 127.0.0.1 test
Oops…rupanya dia menggunakan net send untuk mengirim pesan ke localhost. Apakah dia akan bercakap-cakap sendiri?
Oops…rupanya dia menggunakan net send untuk mengirim pesan ke localhost. Apakah dia akan bercakap-cakap sendiri?
Netter itu tersenyum. Tampak sekali kalo dia
memakai Sistem Operasinya M$. Dilihatnya popup Messenger Service muncul di
layar monitor.
Message from MY COMPUTER to 127.0.0.1
on 4/20/2000 2:46:31 PM.
Test successful. Klik OK
Ooh..rupanya netter itu sedang chatting stand alone.. apa ya yang diperbincangkan?
Kita lihat saja…
Netter (NT) : Assalamu’alaikum…
Messenger Service (MS): Wa-alaikum salam wr.wb
NT : Saya tadi browsing dan membaca file tentang Zero Integritas
MS : Lalu?
NT : Ya..itu..apa benar kita mesti menjadi nol atau tidak ada untuk dapatkan kesinambungan?
MS : Ooh..Anda sang penekur rupanya?
NT : actualy, ya.
MS : N,A,L (Name,Age,Live)?
NT : Satria, 17, Jogja dan U?
MS : Gugus Nahl, Protected address. Sorry buat kerahasiaan.
ST : ok, kalo bolehnya seperti itu. Kembali ke zero integritas ?
GN : 15 menit.
ST : what u mean, 15 menit
Ooh..rupanya netter itu sedang chatting stand alone.. apa ya yang diperbincangkan?
Kita lihat saja…
Netter (NT) : Assalamu’alaikum…
Messenger Service (MS): Wa-alaikum salam wr.wb
NT : Saya tadi browsing dan membaca file tentang Zero Integritas
MS : Lalu?
NT : Ya..itu..apa benar kita mesti menjadi nol atau tidak ada untuk dapatkan kesinambungan?
MS : Ooh..Anda sang penekur rupanya?
NT : actualy, ya.
MS : N,A,L (Name,Age,Live)?
NT : Satria, 17, Jogja dan U?
MS : Gugus Nahl, Protected address. Sorry buat kerahasiaan.
ST : ok, kalo bolehnya seperti itu. Kembali ke zero integritas ?
GN : 15 menit.
ST : what u mean, 15 menit
GN : Waktu 30 menit adalah waktu
standar. Tapi saya Cuma
punya waktu 15 menit, untuk menanggapi pertanyaan anda. Jika petanyaan keluar
dari line of mind,dengan sendirinya percakapan ini off.
ST : Saya bosan jika di dikte seperti ini
ST : Saya bosan jika di dikte seperti ini
GN : belum tentu titik jenuh akan membentuk
kesetresan dan kebodohan yang membuncah di setiap otak yang begitu canggih dari
setiap manusia yang mempunyainya. Legalkan dengan kejenuhan itu untuk
memunculkan ledakan tektonik dari fikiran yang mengendap tergenang tak
tersentuh.
ST : Yup, saya punya
GN : apa yang anda maksud anda memiliki ??? di WC misalnya….. setip manusia memiliki alam circumligature. Sirkumligasi adalah suatu kejenuhan yang di dasarkan dari pemikiran yang berputar dan berkesinambungan di antara peredaran berfikir yang dimiliki oleh otak kanan dan kiri.
ST : Terus?
GN : Setiap kali selesai berfikir, titik noktah akan mencoba merestorasi kejenuhan dan mengakibatkan, Bang !!!!! atau disebut dengan Zero Mind, maka alam bawah sadar kitalah yang menggenggam memori untuk menyinambungkan antara real dan tidaknya dunia.
ST : Apa hubunganya zero mind dengan titik jenuh alam bawah sadar?
GN : Semuanya yang aku bahas terangkum dalam sirkumligasi. Nah...Kurangi waktu menekuri problema dunia yang teramat rumit disangkal keberadaanya oleh si Tereliun pentium (otak).
ST : Bagaimana kalo tidak sempat?
MS : what going on, dasar……. Cuma anda yang terus bertanya tanpa bisa menelaah apa yang anda pertanyakan. Berbeda dengan klienku lainya.
ST : Oh ya?
GN : Ya. Dan jangan mengaku Penekur jika anda kurang.
NT : Kalo boleh tahu…dari mana anda belajar?
GN :
NT : Halooo
GN :
NT : tuts…..tuuuuuuuuttts…tuuuuts….
ST : Yup, saya punya
GN : apa yang anda maksud anda memiliki ??? di WC misalnya….. setip manusia memiliki alam circumligature. Sirkumligasi adalah suatu kejenuhan yang di dasarkan dari pemikiran yang berputar dan berkesinambungan di antara peredaran berfikir yang dimiliki oleh otak kanan dan kiri.
ST : Terus?
GN : Setiap kali selesai berfikir, titik noktah akan mencoba merestorasi kejenuhan dan mengakibatkan, Bang !!!!! atau disebut dengan Zero Mind, maka alam bawah sadar kitalah yang menggenggam memori untuk menyinambungkan antara real dan tidaknya dunia.
ST : Apa hubunganya zero mind dengan titik jenuh alam bawah sadar?
GN : Semuanya yang aku bahas terangkum dalam sirkumligasi. Nah...Kurangi waktu menekuri problema dunia yang teramat rumit disangkal keberadaanya oleh si Tereliun pentium (otak).
ST : Bagaimana kalo tidak sempat?
MS : what going on, dasar……. Cuma anda yang terus bertanya tanpa bisa menelaah apa yang anda pertanyakan. Berbeda dengan klienku lainya.
ST : Oh ya?
GN : Ya. Dan jangan mengaku Penekur jika anda kurang.
NT : Kalo boleh tahu…dari mana anda belajar?
GN :
NT : Halooo
GN :
NT : tuts…..tuuuuuuuuttts…tuuuuts….
Dasar, sosok yang misterius. Mungkin
memang menggamangkan apa yang barusan kami diskusikan, kenapa dia dengan
sepihak meninggalkan line diskusi kami tadi (satria berfikir)
***
10.PM
: Atas Genting
Lamat-lamat dia pandangi galaksi
semesta kota pelajar, ga’ ada bedanya dengan langit malam kota kelahiranya.
‘Ini dia,Keyrina. Cantik, kan...?
Tanya kakaknya, setelah memperkenalkan sesosok wanita anggun yang katanya madonanya
sekolahan.
(biasa aja) ucapnya
membatin dalam hati. Nothink special from her.
‘dia itu yang selalu
di idolain cowok-cowok sekolahan.
Termasuk lo......., kan?
‘weit, kalo itu beda. Dia yang ngarep
dapetin cowok sebaik dan sekalem gua.
Tapi dalam hati lo juga pengen kan
Dia jadi cewek lo?
‘sorry, ya. Belum kepikiran buat
bersaing sama temen gua. Tapi klo lo dah bilang suka sama Dia, gua siap
bersaing sama lo.
Sekelebat ingatan itu muncul kembali.
Masih ingatkah....., senyuman manis
itu, tegur sapa itu, salam yang lembut dan penuh kehangatan dari si penyapa.
Keinginan semua pria untuk memiliki dan mendekap erat semua kehangatan yang
dipancarkan dari senyuman manis itu.
3 bulan sudah, si pemanjat genting
ini berkutat dalam pikiran dangkal, yang dulu menjadi sangkalan mata hatinya.
Bahwa Keyrina bukanlah apa-apa baginya, dan pesona Keyrina yang di elu-elukan
semua pria di sekolahan tak mampu merobohkan angkuh kokoh dinding hatinya.
Namun,setelah teguran menjengkelkan
baginya pada saat sesi latihan baris-berbaris di PASKIBRA, membutakan akal
sehatnya. Sendi-sendi kokoh akal keangkuhan yang telah lama tegak berdiri,
dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya akal itu menjadi gila.
Hanya sebuah kata ‘Barisnya yang
rapih ya.....’
Dasar bodoh, kenapa hanya dengan 4
kata kamuflase yang menggilakan itu. Aku bisa dengan mudah terjerembab ke dalam
degradasinya fikiran. (rutuk, genting climbing) dalam fikirannya.
Dia kembali ke alam nyata dari
perenunganya, setelah dia sadar ada kucing ikut termenung di sebelahnya.
Miau.......
.....
Melangkah
lunglai,dengan wajah
lusuh yang Cuma terkena cipratan air dua jari. Hanya untuk membersihkan belek
di matanya.
‘Sekolah, de’......? sapa bapak kos
sok akrab.
(dengan malas dia menjawab), ia pak.
‘Mandi ga’ itu?
Mandilah pak, rambutnya aja basah.
Pergi dulu pak.
‘Ya, salam buat gurunya. Klo kebauan
bilang aja itu parfum alami.
(heh, ngejek. Orang ganteng). Gumam
si jorok.
Sekolah ,7 pagi kurang dikit.
Baju, Baju, Baju.....!!!! (teriak Mr.
PUNK)
‘kontan saja kocar-kacir.
Preman-preman kelas teri sekolahan mendengar teriakan yang setiap pagi akrab
sekali di telinganya.
Pagi, pak......
‘Pagi, bajumu dah masuk Ga?
Rapih dong pak, masa mau ketemu bapak
di pagi hari yang sedikit gerah ini ga’ rapih.
‘Ya dah, masuk sana...
[menunggu ....]
Sosok itu tak kunjung terlihat
disudut matanya. [menyebalkan...]
Kenapa hati ini harus menunggu sosok
itu,[kenapa harus terpaku menantinya], sejenak menatap lantai dan ternyata
seperti biasa, he... dia tak berkaus kaki.
Blank...... not
connected, some file corup... [cursor termenung].
C:\> net send 127.0.0.1 test
mencari...
mencari...
Akhirnya, yang di
hubungi muncul juga.
GN :........#?
ST :bunga matahari?
GN :undispuddle ?
ST :by the way, soal
meniru yang dicap negative, kamu boleh pasang muka nggak setuju. Siapa sih hari gini yang masih berani
bilang klo meniru itu sepenuhnya salah?
GN :your mean?
ST :bunga matahari, bukanya meniru
matahari yang kokoh,tunggal tanpa tergantung dengan alam sekitarnya.
GN :argumentasi seperti itu tidak sepantasnya
datang dari manusia mana pun, kecuali dia langsung terlahir mengerti. Tak ada
manusia yang tak meniru dalam perkembanganya menuju dewasa.
ST :kenapa, kamu bisa punya argument
seperti itu?
GN :karena, aku mendeskripsikan alam
semesta secara menyeluruh dan utuh, tidak seperti dirimu yang kerdil menatap
sebuah akal.
ST :setiap manusia memiliki kelebihan
dan kekurangan namun, pada kekuranganlah focus manusia. Akibatnya, tak akan
benar-benar mengoptimalkan potensi dalam diri ini.
GN :........
ST :kamu jangan pergi dulu, aku masih
pengen diskusi lebih jauh.
GN :[ kamu..., bisa mendeskripsikan
jauh lebih baik.....]
ST :tunggu.
GN :
ST :tuuuuuuuutss.......
[selalu...]
Kenapa kau, berlalu
tanpa meninggalkan jejak, jawaban?.
$$$
REYGA
Bass dengan merek Vender yang
harganya diatas 10 jt.
Diletakan dengan sangat hati-hati,
dihampirinya meja yang terdapat sigaret dengan merek “Malioboro mint”.
Dancok ki, rek’e malah nang ndi ki
‘tadi,kan di atas meja situ (jawab,
Faith)
Wah, sepertinya di pake ibuku.
‘la, ibumu buat apa make korek?
Kaya’ ga’ tau aj, ya buat ngidupin
kompor to.
‘dah, ngesese nti
dulu. Yo, maen lagi.
[5 sore....] beres
latihan,
Tertatap segelas kopi di depan
matanya.
Pusaran itu..., layaknya kejenuhan
yang telah lama mengendap mengental. Masih kah bau anyir luka yang dia goreskan
di hati sang putri. Dulu kala selalu dia puja, senandung syair selalu terlafaz
untuknya.
[...... sedang apa kamu disana? ]
[
maafkan, luka itu....] tapi angkuh ini menggumpal dinda
[hufffh.....,
terasa berat helaan nafas Reyga]
[ANGGA....]
Langit-langit kamar.....
Terus dia pandangi, sampai
pandanganya terganggu karena...,
[mari kita dengarkan bersama-sama
suara siapa yang mengganggu].
‘de’ Satria............... ( haum
!!!), terdengar seperti auman macan betina.
Ya, Bu.
‘jemuranmu angkatin, dah gerimis.
Dengan langkah yang terasa berat
karena, sebenarnya waktunya sudah tepat kalo tidak diganggu suara tadi.
(mungkin dia sudah molor...) umpatnya.
‘de’............, kamu dengar ga’ to?
Ya,Bu (dengan sedikit malas
menjawabnya).
[].........
Melanjutkan yoga tidur, yang tadi
terganggu.
Lelah, argh..... kenapa fungsi-fungsi
organ normal ini sekarang tak kurasakan, kemana harus kusalahkan?
Sruput...
Bunyi air putih, permisi masuk
kedalam mulut, kemudian kedalam kerongkongan dan akhirnya melewati esophagus,lambung
dan bermuara di renin. Lengkap sudah permainan meluncur yang dilakukan air.
Meski,akhirnya pun di buang juga.
Membekas,
meski hampa yang ku sentuh
Seperti
menghempas angin sedepak pun tak ku dapati
Tak
sadarkah di pucuk akal di pusaran emosimu
Kau,
goreskan tinta yang tak dapat ku hapus.
[karena, disini ku menanti terbebani]
***
Oktober 1997. Lampung.
Oper........., oper..........,
oper......, Jangan bawa sendiri, yang laen minta.(seru suara pelatih) dari luar
lapangan.
‘Angga, kalo lagi giring bola liat
kawan.bagi bolanya.
Ya,coach.
‘oia, besok akan ada
pertandingan melawan club luar.
Dari mana coach? (Tanya David).
‘rencana sih anak-anak Sepang City,
mereka mau coba skuad mereka buat ikut turnamen antar LIBAMA (Liga Bola
Remaja).
Kita ikut turnamen juga ga’coach?
‘paztilah Vid,percuma aja kita dah
sering latihan. (Serobot Pidri), sebelum coach Pergufon menjawab.
Bener, yang di bilang Pidri.
Tapi,kita ga’ boleh lengah dan leha-leha karena merasa tahun lalu, kita juara.
‘siiipp coach, (semua
serempak menjawab)
Oia, Angga 2bulan lagi katanya kamu
akan pindah ke Jogja.
‘klo jadi coach. Lagi di urus
surat-surat pindahnya sama bapak.
Wah, gimana dong sama
club? Bisa-bisa ga’ pada
semangat nih anak-anak maennya.
‘temen-temen semuanya hebat-hebat kok
coach, ga’ ada aku juga pazti bisa hidup permainannya.
Ya udah klo gitu, ayo kita bubar.
[3 minggu menuju keberangkatan]
Ingat...
Disana, kamu harus banyak belajar.
Harus ramah sama orang, jangan ga’ pernah negur kaya’ disini. Nanti,ga’
disenengi warga klo disana jadi orang kok ga’ mau ngobrol dan beramah tamah
sama masyarakat
‘ya, Bu. Disini juga aku sering
ngobrol sama warga
Ya itu, Cuma orangtua disini. Klo ga’
temen-temen maenmu yang cowok-cowok. Ibu tu sampe malu, kata bu Retno tetangga
pengkolan jalan depan sana, anaknya itu suka kamu acuhin klo lagi ketemu sama
kamu Ya?, sekali-kali kamu tu bergaul sama anak-anak cewek warga sini biar ga’
di bilang sombong
‘males lah Bu, ntar di bilang SKSD.
Kaya’ dulu waktu aku masih kelas 5 SD, anaknya bu retno itu waktu aku tanyain
malah jawab ‘Siapa ya......? ga’ ngena’i. emang dia piker dia siapa?
Ya udah, terserah kamu
SLTP
1, Ekskul 16.00wib
Ga, abis bagi raport kamu jadi ke
Jogja?
”kaya’nya sih gitu Do, kenapa? Jangan
bilang kamu dah kangen”
Nazis, sorry gua kangen ma lo. Ada
juga, lo yang bakal ga’ bisa lupain gua
”hahahaha, setau gua yang sering
butuh dan perlu ketemu gua tuh lo setiap hari”.
Ya sih, tapikan itu karena lo sering
minjem kaos kaki gua, dan lupa balikin klo dah bel pulang
”Hehe..., maaf teman. Namanya juga
orang keasikan make dan jarang pake kaos kaki punya sendiri”.
walaupun lo selalu songong, tapi
jangan pernah lupain kita-kita disini ya. pinta ridho padaku
”pasti bro, nggak akan ada yang bisa
gantiin lo semua dihati gue”.
Sebenarnya aku masih belum bisa
menerima dipindahkan ke kota pelajar Jogjakarta. Namun, karena itu semua adalah
keputusan dari orangtuaku, maka aku menurut saja. Meskipun aku sedikit menolak,
kata kedua orangtuaku aku harus menemani
kakakku yang telah terlebih dahulu berada disana.
Teman-teman seandainya kalian
mengerti perasaanku sekarang. Aku nggak mau meninggalkan kalian, meninggalkan
sepak bola, dan aku nggak bisa melepas begitu saja kenangan yang baru aku
bangun di sekolah baru ini. karena, aku baru saja menginjakkan, kaki di sekolah
kita tercinta ini.(gumamku dalam hati disaat pulang sekolah)
***
5 am : Pinggir jalan
Ini jam berapa?
Dah, subuh (jawab
Dwindles)
Mas, balik yuk ke kosan.
Ayo, (seraya mengangkat tubuhnya)
(mereka berdua berjalan tanpa suara
sedikit pun)
[…]
Gabruk, suara tubuh terjatuh ke atas
penampang yang luas nan empuk. Setelah semalaman, bermain dijalanan kota.
Bersuka ria sambil mencekik 1-3 botol tak berdosa, akhirnya tubuh itu sekarang
terkulai tak berdaya, hanya merasakan penat yang begitu menekan di bagian saraf
belakang dari otak. (zzzzzzzzzzzzzzz.........).
Rey...,
rey..., rey..., panggil Dwindles (membangunkan)
‘heh,(yang di panggil pun menjawab)
Bangun, lo mo balik ke rumah jam
berapa?
‘gua masih ngantuk Ndek. Ntar ja, agak
siangan gua balik
Ya udah, tidur ja lagi. Gua, Cuma
Tanya lo mo pulang jam berapa, lo ga’ bantu mamak jualan ke pasar Rey?
‘males gua, lagian ada mas Sindrome
di rumah. Biar dia yang nganter mamak ke pasar.
Mo minum ma makan apa nih lo?
‘apa aja, yang penting ngenyangin.
Tapi klo gua dah bangun.
[ cukup sampai disini, Jogja sepi di
5 pagi...]
.......................
Pasar
Nyantel, Agustus 2000
Bau.......
Anyir, apek, sumpek...
Pekat, gelap, membuat penat dikepala
seakan membuncah menjadi kata MUAL, setelah dia sadar ruangan dengan ukuran 2x2
ini tak lain dan tak bukan tong sampah
‘setan, umpatnya
Sapa yang masukin gua kedalam tong
sampah ini,(tanyanya dalam hati)
Sesaat dia amnesia. Ternyata, setelah
dia keluar dan baru sadar karena tawa yang membahana seisi pasar yang
membuatnya sadar. Satria masuk ke dalam tong sampah itu sendiri dengan azas
kesadarannya tetapi, tanpa keinginannya
Melainkan, keinginan kulit pisang
sialan yang terdampar di pinggir jalan, karena ada seseorang yang tidak sempat
membuangnya ke kotak sampah
[heh, kulit pisang yang malang]
[mau-maunya
menerbangkan seseorang]
[dan,
menjatuhkannya ke tempat tak terduga].
tong sampah...
Warnet... Terik siang
jari-jari menari di atas tombol
keyboard, yang memang senang sekali di pijit oleh jari-jari, karena telah lama
tombol-tombol keyboard itu termangu berjajar di bawah layar computer, dengan
sedikit kaku dan pegal karena berdesak-desakan memenuhi luas keyboard.
Di carinya dengan kursor, sorchut
internet explorer. Akhirnya dia menemukannya dan dia mulai masuk ke dalam
server.
Keluarlah tampilan home dari
Google.com
Perlahan dia telusuri pencarian
tentang jurnal-jurnal penting, pandangannya agak terganggu dengan masalah
diskusi yang tertera. Tanpa, banyak fikir dia masuk kedalam forum diskusi
tersebut yang membahas tentang DSV (Defek
Septum Ventrikel).
Pandanganya tak bergeser dari bahasan
DSV, tertulis dengan jelas penjelasan apa kah DSV dan bagaimana cara
penanggulangannya.
Bagaimana keadaan anak saya Dok?
‘anak, ibu kita lihat perkembanganya
nanti. Tapi, untuk saat ini masih baik-baik saja.
Penyakit apa yang diderita anak saya
dok?
‘DSV (Defek Septum Ventrikel), atau penyakit jantung bawaan
Terus apa harus dilakukan operasi
dok?
‘seperti yang saya bicarakan
sebelumnya bu, untuk saat ini kita lihat perkembangannya dulu, nanti jika
seandainya keadaannya membaik tidak perlu kita cemaskan. Namun, apabila keadaan
Key semakin menurun kondisinya. Maka, baru kita siapkan prosedur untuk operasi.
“sesaat Keyrina kembali ke kenangannya
pada saat ia berusia 5 tahun, dimana dia divonis DSV oleh medic”
[ tidak ada yang bisa memahami
bagaimana sulitnya perasaan itu. Key dipaksa untuk kembali pada masa-masa
kecilnya yang suram, dimana dia divonis penyakit jantung bawaan. Mungkin
inilah, saluran pembuangan sikologis. Pantas, bila Sigmund Freud selalu tertawa
terbahak-bahak, apa bila menatap seseorang berjibaku dengan lumpur hidupnya
sendiri]
Namun,itu semua hanya kamuflase masa
kanak-kanaknya yang suram. Dimana, orangtuannya terutama ibunya harus sering memeras
air matanya untuk menangisi keadaan dirinya yang sulit dalam beraktifitas
karena keadaan jantungnya yang ada gangguan fungsional.
[karena tangismu...........]
[karena dekapan dan belaian kasih sayangmu...,]
[..........
terakhir, karena Simpuhan do’amu di malam hari]
[aku, tetap berdiri disini,
terharu]
[Ibu.......]
Labels: Jogja Disini Masih Ada Cinta