sebelas tahun aku habiskan usiaku dalam keterasingan tapi masih di dalam kebahagiaan.
jauh dab dijauhkan dari orangtuaku tapi semua beriring santai diantara mereka.
ini kisah dari beberapa hati yang bercerita ke hatiku ;
dia... selalu berdiam diri diatas loteng dan menyukai gemerlapnya bintang dan tatananya dari puncak tertinggi sebuah pandangan, dari setiap asa yang tergantung di bentangan langit malam dan dalam kesendiriannya.
aku mendapatinya sedang berdiam diri sambil menatap kebawah, mengamati kendaraan yang berarak saling menyapa dan melewati satu sama lain... aku hanya mendapati dirinya larut didalam pusaran warna lampu kotan dalam kendaraan dan penerang jalan.
ternyata dia sadar akan kedatanganku..., menolehkan wajahnya lalu kembali kedalam parutan hayalnya sebelum aku datang mengusik keterasingannya. ternyata dia bertanya namun tidak langsung kepadaku, bagus ya liat kota dari sini? tenang bener meski disana terlihat rame banget...
ya, jawabku mengiakan sambil terus bertanya apa yang sedang dia fikirkan? lalu aku bertanya..., mengapa sekarang dia tidak pernah lagi bersama teman-temannya...? apa sedang ada masalah, atau karena memang dia menyukai tidak berbaur dengan teman-temanya?
nggak ada..., aku baik saja dengan mereka sampai detik ini, mungkin karena beberapa semester ini aku nggak bareng mereka y? jadinya kamu merasa aku ada masalah dengan mereka? nggak kok aku cuma mau mereka nggak selalu pulang malem karena aku... karena harus bareng sama aku pulangnya ato terpaksa nunggu aku karena kegiatan diluar kuliah.
oh.... aku kira ada masalah apa, kalo kayak gitu ya nggak ap jawabku..... kok nggak ikut sama yang dibawah? kan lagi pada ngumpul di mushola buat ngomongin semua hal yang akan dilakukan buat beberapa waktu kedepan selama stu semester...
jawabanya masih sama dengan hari sebelum hari ini, nanti aja lah... lagi pingin sendiri sambil liat bintang, kenapa yah kok ngeliat jembatan layang itu jadi sedikit aneh.... gimana gituh kesannya? lucu indah tapi harus berada diatas dengan posisi yang labil dan diinjaki oleh kendaraan tiap hari.
maksudnya? hingga aku tidak pernah mengerti dengan maksud jalan fikiranya tapi aku bisa merasakan setiap kata yang terulur keluar... oh aku tau jawabku.
ah udahlah.... terus ngapain kamu disini? tanyanya membalikkan beberapa pertanyaanku dan hampir membuatku seperti seorang pencuri yang tertangkap maksud kedatangannya.
aku disuruh sama temen-temen buat nyari kamu, buat ikutan ngumpul dibawah... bukan disini sendirian, tapi klo kamu memeang mau disini ya nggak apa-apa aku temenin. sebenernya klo kamu nggak ada disini ato aku nggak disuruh kesini manggil kamu, aku juga pasti kesini... karena aku juga seneng liat langit sama bintangnya.
oh..., aku padahal dulu nggak kayak gini. kata-katanya yang barusan mulai menunjukkan cerita apa yang akan aku dapat, dalam semua kisahnya. aku nggak pernah misahin diri dari temen-temen waktu sma, juga nggak pernah merasa kayak gini banget. ucapnya dengan nada bindeng di nafasnya.
singkat cerita..., diapun menangis seiring dengan semua kisah yang pernah dia lalui dan dia utarakan. " jelek nggak sih kalo cewek tuh nangis?" pertanyaanya menghentikan waktuku beberapa detik.
gimana dan dimana dulu nangisnya? nggak jelek kalo cewek nangis, cowok juga ada yang nagis... cuma buat apa dia nangis dan karena apa dia nangis itu yang menunjukkan bagus enggaknya, tapi pesenku jangan pernah menunjukkan kelemahan kita didepan siapapun terutama cowok dengan kita menangis.... jawabku.
oh... gitu ya? sambil kemudian melanjutkan tangisnya.... hingga dia terhenti dengan senyumnya ketika aku terdiam mendengarkan isaknya dalam pandanganku menatap jauh kebatas pandangku tepat pada jembatan layang yang dia peranehkan....
***
tentang dia yang lainnya.....
dia ini adalah teman dimana temanku menyukainya, dan dia adalah seseorang dimana kesedihan dari mulai sekolah dasar telah dia enyam. waktu itu dia sangat disukai oleh temanku dari sumatra, pulau yang sama denganku.
baginya temanku pria sangatlah perhatian namun kadang sering menyakitinya, tidak hanya dengan kata melainkan dengan perbuatan. karena sejak kecil dia tidak mendapatkan figur seorang bapak hingga dia berusia sebelas tahun, akhirnya dia mendapatkan bapak baru setelah ibunya memberanikan diri untuk berumah tangga lagi setelah bapak kandungnya harus bangga karena telah dipanggil kesisi-Nya.
aku mau tanya sama kamu, ucapnya padaku diakhir jam kuliah dihari yang mendung mengisyaratkan perasaan setiap penduduk bumi yang butuh berharap kepada penciptaNya melalui rintik lembut sang hujan. kenapa sih setiap cowok pingin menang sendiri? kenapa mereka selalu ingin dimengerti nggak sebaliknya?
sebagai seorang cowok aku bisa kasih alasan tetapi nggak semua cowok nggak bisa mengerti apa yang dingini mengerti cewek, cowok kayak gitu karena cowok punya tipikal mereka nggak pernah mau diatur dan jangan pernah mengatur mereka. kedua karena naturenya cowok adalah menjadi sesuatu yang membentengi dan tidak pernah ingin dibentengi.
kemudian dia menangis tanpa hentinya namun dalam konteks suara yang terkoordinasi, hingga sampai akhir kami berteman dalam menyelesaikan study dia masih tetap setia menangis.... menangis...... dan menangis di depanku apapun masalahnya.
***
ini masih tentang dia tapi yang lainya...
dia adalah teman laki-lakiku... yang menyukai wanita berbeda genre dan jurusan
wanita yang dia sukai adalah anak dari orang berada dan mengerti akan moderenisasi, namun terlalu sombong mengutarakan akan jati dirinya dan menganggap rendah siapa yang sedang disampingnya terutama terhadap temanku. tapi mungkin karena sifat temanku yang kadang sedikit berlebihan tingkah didepannya.
singkat cerita aku tau semua apa yang dirasakan terhadap cewek yang menganggap sebelah mata temanku, hingga entah tunanganya sungguhan atau bukan... menghubungi temanku, dengan sms sinis hingga telphon bernada merndahkan hingga aku yang sebagai temanya terbakar jiwanya untuk membantai bibir tunangan cewek yang disukai temanku ini. aku tidak urusan dengan siapa aku berhadapan yang jelas aku tidak suka ada yang menghina temanku dan beraninya melalui seluler.
beberapa kutipan hinaan tunangan cewek itu.
" woi kalo berani nggak usah ganggu-ganggu tunangan orang, ato memang situ dah siap nyawa serep"
"anda belom tau kalo saya nggak takut mau jakarta - bandung ato dmn... saya udah pernah kesana, paling-paling anda bisa saya bereskan minimal rumahsakit"
"dasar m****t ...... dan masih banyak lagi hinaan lain sampai temanku di hina sebagai seorang banci"
tapi dia tidak memberi respon apapun melainkantindakan yang meredakanku untuk tidak memkirkan dan terbakar karena kata-kata orang seperti itu.
teman terimakasih telah memberikan pelajaran bahwa tidak semuanya harus ditaklukan dan diselesaikan dengan kekuatan fisik, tetapi dengan kekuatan pengendalian diri juga perlu dan sangat bermanfaat. teruskanlah bermimpi untuk mendapatkan cewek yang pantas untukmu teman.
***