Puzzle itu Acak Aja
Sepeda itu terus mereka kayuh, layaknya freestyle professional
mereka peragakan. Aku salah satu dari mereka, waktu itu aku akan mengambil formulir
pendaftaran untuk masuk sekolah SMA. Setelah lulus SMP ternyata aku harus pergi
sendiri saja mendaftar sebagai siswa baru SMA, karena memang aku jauh dari
orang tua. Jadi aku dan kakakku harus mandiri dan bisa mengurus diri sendiri.
Tanpa aku sadari ada motor dari posisi
belakangku, menyelonong masuk dari sisi kananku untuk mendahului. Sepontan aku
ingin mengerem,tapi aku lupa kalo sepeda preestyleku nggak pernah aku kasih
rem. Selain ribet, juga mengganggu kelancaran dalam melakukan manuper-manuper,
ato gaya pada saat melakukan preestyle.
Terpaksa aku rem menggunakan sandal
yang berpijak pada ban belakang diantara bawah sedel dan ban. Kemudian aku
tikungkan kearah gapura sekolahan. Karena,didepan gapura ada jeglongan
gorong-gorong yang sedikit keatas maka,..........
Gabruk, klontak, brakkkkkkkk dan aduh.
ucapku lirih.
”koe ra opo-opo to bro, panggil
kakakku menanyakan keadaanku”.
eeerrrgggghhhh, gak opo-opo. jawabku
sambil meringis kesakitan
”ya udah kita pulang aja, besok lagi
ndaptarnya. Kita sembuhin dulu sakitmu itu?” tanyanya padaku.
Nggak usah, dah kepalang nyampe disini
juga. Nti juga sembuh sendiri,Cuma liat itu tuh sepedanya jadi nggak karuan.
”sepeda mah bisa dibetulin, la elo
gimana Ga?” timpal Putra
Argh, gak usah pikirin gua, yang
penting sekarang daptar dulu. Sepeda lo orang urusin dulu ya bro, nti gus biar
balik di bonceng masku. Kataku meyakinkan teman-temanku.
”ya, lo orang balik aja duluan bawa sepeda
ini ke bengkel. Nti, kalo dah beres biar Angga sama gua”.
Ok, mas nek ngono. Jawab teman-teman
mainku serempak, sambil bersiap-siap pergi.
Setelah memandangi tubuh dan sepeda
mereka beserta rongsokan sepedaku menghilang dibalik pengkolan jalan. Aku dan
kakakku di kejutkan oleh dua cewek yang cantik dan jelita. Pada saat itu aku
belum tau bahwa kedua cewek itu adalah cewek yang bakal menjadi kisah cerita
dimasa SMA ku.
***
Adddduuuduuuud......... duuuuuuh, rintihku
sedikit kesakitan. Dengan memegangi pergelangan tangan kananku yang perlahan
menjadi bengkak. Karena tadi aku gunakan untuk melindungi benturan jidadku
dengan sudut tembok gerbang sekolah. Tanpa sadar bahwa sudah ada dua cewek nan
anggun dengan menggunakan pakaian muslimah, serta jilbab besar yang melindungi
bagian kepala dan tubuh seagai penutup aurat, dihadapan kami.
”Kamu nggak apa-apa?” tanya salah satu
cewek tadi.
Nggak, aku nggak apa-apa kok. Jawabku
sambil menyembunyikan rasa sakit yang sedang mempengaruhi sistem persarapan
periperku.
”beneran?”, tanya satunya lagi
Bener kok, nih liat nggak apa-apakan,
Cuma lecet-lecet kecil aja. jawabku meyakinkan.
”eeeee..., Key sama Nita, pada mau
kemana nih?” tanya kakakku nyerocos, seperti sok kenal getoh.
Emm, kak Andik, mau ke pasar kak. Ini
nggak apa-apa gitu kak?. tanya dan jawab sekaligus diucapkan oleh salah satu
dari cewek tadi.
”alah, Cuma luka dikit kayak gini kok
Key. Nti juga bakal cepet sembuh, kalo udah seminggu”. jawab kakakku
Tapi keliatanya lukannya serius tuh
kak. Kata cewek yang memiliki nama Nita.
”ia, sebaiknya di obatin diasrama aja
kak”. bujuk cewek yang bernama Key
Udah, nggak usah nggak apa-apa kok,
oia katanya tadi kalian mau kepasar?, tanya kakakku mengingatkan.
”iya-yah, kok kita jadi lupa yah. Ya
udah deh kak, kita pamit kepasar dulu ya”. ucap mereka serempak.
Ya, ati-ati dijalan, jangan lupa
oleh-olehnya ya. kata kakakku
”insyallah kak kalo inget”, jawab
keduanya sambil berlalu meninggalkan kami berdua
***
Membaca arti gerak tidurnya
Mendapat secercah makna dalam
senyumnya
Dia seakan berkata betapa ku
beruntung miliki dia
Fana..,
Labels: Jogja Disini Masih Ada Cinta
0 Comments:
Post a Comment
<< Home