Ilalang itu tersenyum, layak seperti camar
kecapi bertautan jatuh dari biduknya
pelangi terusik gemericik hujan ditengah terik
masih adakah ragu tersisa menjelma asa
diantara tumpukan jerami dalam tautan nadi
merayap tapi tak bersinggungan, memperlambat senyummu
Bulu-bulu itu merentang rajutan seiring tinta bergulir
di semai tak dapat dibagi namun terasa
terapi sunyi ditengah upaya jiwa
melambailah menggebu torehkan palung sukses ku
sewaktu-waktu impulsif, refrensi dalam sebuah intervensi
menjadi pemenang aku butuh memberi apa yang aku punya.
Ada yang merenung hingga tercenung
meratapi sebuah elegi di pagi hari
menggapai asa dalam bentuk tanya
merengkuh kerinduan dibalik pertanyaan
hingga terwujud sebuah aksara tersirat makna
taukah ada............?
Ada kalanya aku hidup ada kalanya tidak...ada kalanya juga ku tak mengerti meski kadang faham
sempat terlintas mengapa harus ada salah dan benar dan mengapa
harus ada keparat keamanan jika maaf mampu mewakili
kenapa harus ada tanda dalam tanya dan tanya dalam kata?
kenapa harus ada warna jika dua warna cukup.... kenapa ada kamu ?seperti kicau burung dalam kokok ayam, seperti itulah bumi....
Pernahkah kita maknai sebuah bunyi?
dalam terang dan ramainya sunyi yang malam
diantara gelapnya pemandangan dibalik siang
atau di perempatan jalan...?
Antara waktu dengan rentan sebuah masa
antara jarak disemai namun tak terasa
antara filsuf dan falsafah tentang makna
antara aku dan Dia.
seperti rajawali dalam balik daunan yang rapuh
seperti tanya yang selalu membelenggu
meski warna tanda yang begitu seru
atau dunia bumi dibalik sendu
kemrin aku masih bertanya, sekarangpun begitu
seperti saat lelah menjejali penat yang semakin membosankan
dimana semua sama saja tak berubah musti tergugah
kemana cerita kemarin yang menggebu, atau kisah lalu yang terabaikan
atau entah yang selalu menggantung dalam ibu jari hati
atau rasa galau yang terjepit rasa ketidak gundahan
Seperti tahun depan.... akan seperti apa?
seperti hidup yang selalu lelah ku kejar, seperti
arah jarum jam yang tak lelah dikejar detik
seperti pertengkaran yang terhenti
dalam canda tawa, derai air mata dan tangisan yang dalam.
Mengapa harus ada pertanyaan
mengapa harus ada tanda tanya, dan curiga
mengapa harus kamu
Hari ini akan sama
Seperti hari-hari yang lalu
Seperti hari dimana telah dilalui
Seperti pertama kali naik tornado
Seperti pertama kali bungi jumping
Seperti halnya mengutarakan padamu
Seperti melalui sidang skripsi
Tetap tenang, Teriakkan dalam hati....
Semua bisa dalam kondisi terkendali
0 Comments:
Post a Comment
<< Home