hehehe......
kembali bersama buaian memori dimasa itu, ini adalah perjalanan ruang dari masa kebatas waktu. seperti hari-hari kemarin.... hari dimana hanya ada beberapa pertanyaan yang menggunung diantara resah yang semakin membuncah. perjalanan waktu seakan terus menggulung seperti bola salju namun tak urung jua pola fikir dan kehidupanku tak berubah.
seandainya ada yang bisa menyelamatkan aku dari gulungan waktu... aku akan sangat berterimakasih, meski aku sudah mengerti akhirnya...... tidak ada yang pernah bisa menarikku dari kubangan ini. jika bukan aku sendiri yang beranjak pergi, kemarin aku sudah berusaha untuk mewujudkanya. tapi belum juga ada secercah hasil yang muncul dari baliknya sebuah pertanyaan.
akan menjadi apakah aku ini? berhenti dimanakah langkah kakiku yang terus menderu berkejaran dengan waktu.... di persimpangan mimpi itukah aku akan hentikan langkah kaki? meski semua seakan tidak pernah dapat dimengerti. aku tahu Dia ada...... Dia yang menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta sebelum manusia pertama diberi hak sebagai pemimpin didalamnya. Dia yang lebih mengerti apa yang aku butuhkan, bukan apa yang aku pintakan. Dia yang merahasiakan apa yang patut untuk menjadi teka-teki dan apa yang tidak..... dan Dia selalu membuatku berdecak kagum serta kebingungan sebagai sifat alami seorang hamba.
"Telah diciptakan langit tanpa tiang-tiang seperti apa yang kamu liat saat ini, dan Ku tancapkan gunung-gunung di bumi agar dirimu tidak terguncang olehnya, dan Kuciptakan mahluk bergerak di atas muka bumi, dan kami turunkan hujan dari langit untuk kehidupan"
coba dengar nyanyianya... nyanyian sang hujan
dalam setiap derainya terselip ribuan do'a, dan harapan
coba rasakan desiran air dari celah bebatuan
dalam setiap desirnya tercantum sekelumit kerinduan....
rindu pada laut dan muara. namun lebih rindu lg dgn kebebasan
yg pernah disisi susah terganti tapi bisa digantikan
setiap kata akan merangkai pemiliknya, dan merubah semuanya
menjadi setitik ketenangan dan sekuntum kedamaiaan.
dalam setiap derainya terselip ribuan do'a, dan harapan
coba rasakan desiran air dari celah bebatuan
dalam setiap desirnya tercantum sekelumit kerinduan....
rindu pada laut dan muara. namun lebih rindu lg dgn kebebasan
yg pernah disisi susah terganti tapi bisa digantikan
setiap kata akan merangkai pemiliknya, dan merubah semuanya
menjadi setitik ketenangan dan sekuntum kedamaiaan.
kemudian aku kembali membangun kenaganku....
beberapa kenangan yang dilumuri oleh madu kesusahan namun indah di balik permukaanya, beberpa kali aku terlalu senang dan menjalani semuanya seakan biasa saja. seperti kata teman yang membuat berputarnya otak. kita dilahirkan banyak yang menertawai, belajar berjalan dan jatuh ditertawai, berlari lalu menabrakpun masih ditertawai. bahkan selepas kita bisa melakukan semuanya lalu diceritakan lagi kepada kita dimasa kita bisapun banyak yang menertawai, maka hiduplah didunia dalam tawa.
seperti hari kemarin.....
seperti pertama kali mulai berjalan
seperti saat jatuh dari sepeda, dan lompat dari pagar
seperti pertama melihatnya, hingga bercucur butiran jagung
pertamakali mencoba tornado, kora-kora, baling-baling atau
mencoba bungi-jumping. dan seperti berdiri dalam diam di depan bapak.
semua pasti akan berlalu dan dapat dilalui....... tetapkan dalam hati
segera beranjak berdiri, dan mulai berjalan lagi.
coba gambarkan rasa yang aku anggap biasa padahal akan menyakitkan setiap cucu yang mendengarnya....
seharusnya semua cucu mendapat sanjungan atau semangat motivasi dari setiap tua bangka yang dipanggil kakeknya, bukan cemooh dan hinaan karena tidak menjadi sesuatu. berbeda dengan beberapa cucu yang pandai menjadi sesuatu dihadapanya atau menjadi penjilat bagi setiap usahanya. aku bukanlah tipikal seseorang yang bisa karena tangan orang lain, tapi aku ingin bisa karena lenganku sendiri. mungkin aku akan dianggap sombong, karena zaman sekarang tidak ada yang bisa tanpa koneksi.
sejuta cinta pernah bermakna
setitik embun sempat memuai sehingga pudar
seikat senyum dalam bentangan keterbukaan namun terpisahkan
sejuta rasa dalam tanya
pertiupan angin dalam gelombang erosi
terselip narasi bagai bait yang sedikit berimplisit dalam while
apakah aku mengerti........?
sempatkah aku membaur dan melebur tanpa harus hancur ?
ataukah akan aku temui... ?
secercah janji yang pada waktunya indah ?
atau harus terbungkam dalam cacian yang akan terus di dendangkan....
aku tahu Engkau, dan
Engkau lebih faham akan ku
maka firmankanlah dan akan aku
terima, dengarkan, lihat dan laksanakan.
aku ini masih seperti hembusan gurun pasir, menggulung namun tak kasat mata, menggelincir namun lembut dalam sentuhan. suatu saat aku akan berputar dan menghancurkan itu yang aku takutkan, takut menjadi sosok yang seperti hari-hari sebelum hari ini, hari dimana hari kemarin terlalu seperti hari sebelumnya dan beberapa hari di belakang bulannya hari, dimana aku tak pernah dikenali namun menjadi sesuatu yang aku ingini.
aku yang tak terjamah oleh kesibukan serta target-target kehidupan meski aku selalu merindukan, dan aku yang selalu terbaring dalam daminya nuansa ketidak tahuan masih dalam balutan kemalasan karena ini adalah cacatnya pemuda malas..... selalu dipandang terbalik dan dibanggakan ketika terbalik (a.n.e.h) karena aku ingin dalam pengasingan.
god if preason beter than a free life, and make me stay close from you i'll choice my preason than independent life. aku suka banget kata-kata ini bukan karena yang mengucapkan adalah orang tertampan dimuka bumi, atau karena dia seorang nabi, melainkan karena unsur keikhlasan menjadi seorang yang menjalani hidup atas tuhanya.
karena hari ini....
adalah hari yang akan selalu kita lalui terutama aku.
hari dimana semua akan berubah secara perlahan, seperti kebun halaman
pekarangan rumah tetangga yang setiap bulan dipangkas, atau jamban sendiri yang sering
dijambangi lumut-lumut penghias ruangan dan berbagai aksesoris alam lainya..... karena semua bukan untuk
dihindari melainkan dilewati dan berhenti sejenak untuk menikmati semuanya dalam tawa.
Aku akan tetap tersenyum
melewati terjangan ombak
kata-kata dan acuhan setiap
mata yang menatapku, hingga
mata-mata itu tersenyum dalam
memandangku............
sepeti senyum lepas sang merpati saat terlalu santai untuk pulang tanpa dikejar dan dihadang oleh badai dan tanpa harus bergegas meninggalkan setiap jengkal makanan yang mesti dibawanya....
seperti tawa obama yang selalu
menertawai semua negara sekutunya
terutama negara Islam dan salah satunya adalah negaraku Indonesia...
keluguan penduduknya dan kebodohan dibalik senyum mereka.
karena pencitraanya yang menghambat uluran tangan kepada negara islam lainya.
tapi tunggu sajalah....
janji Tuhanku (Allah SWT) tak pernah ingkar !!! ^_~
0 Comments:
Post a Comment
<< Home