kau datang menikam hatiku, mengejutkan jantungku disaat ini ditempat ini. dipelupuk hatiku di palung jiwaku kisah tersembunyi dalam hidupku, bukan saatnya dan bukan waktunya....
seakan kisah itu tak pernah berlalu dari sebuah asa yang membuncah mengagungkan aku diantara pemenang yang melihat dunia, dalam berjuta makna dan cukup dua warna namun terbias menjadi sesuatu yang indah, pernahkah kita semua menyadari bahwa optik penglihat kita sebenarnya tidak pernah bisa benar-benar merefleksikan wujud sebuah benda melainkan membiaskan cahaya membentuk menjadi sebuah benda.
pelajaran yang pertama yang kudapati dalam refraksi optic bahwa benda wujudnya hanya dibiaskan oleh optik melalui cahaya, begitu juga dengan warna dan warna-warna tersebut adalah hasil pembiasan dari dua warna yang tidak bisa di ubah dengan kualitas kimia sehebat apapun, karena sudah dari sang pencipta warna mereka di ciptakan konstan.
ada seseorang dalam hidupku yang selalu membahas satu warna menurutnya warna terakhir dalam pelangi adalah warna yang membuatnya nyaman. bukan karena warnanya melainkan karena hatinya..... hati yang mengaplikasikan dan merefleksikan warna itu hingga terasa nyaman dalam warna hidupnya.
biarkan warnamu berjelaga mengelabuhi arti hidupmu meski satu tatanan terasing sedikitpun dapat kau ubah menjadi semakin berbinar dan nyaman dihatimu. bukan karena warna melaikan apa yang dibiaskan oleh cahaya sehingga satu warna sangat bermakna meski diri ini memiliki beberapa keindahan warna pada saat yang diharapkan, janganlah terpaut dengan satu warna dalam asa karena manusia kapasitas warna mereka....
apakah aku?
bentuk dari sebuah batas keindahan?
tertelungkup menanti perhentian.... hingga mampu terlentang
meski tak satupun derai pelangi menghampiri
atau sejuta teriakan embun pagi hinggap dan berlabuh
seiring nyanyian camar dalam dahan dawai biola atau dalam isakan canda ?
masihkah semua sama dan harus diperdebatkan meski auramu lebih konduktor?
haruskah menyerah dalam pencarian diantara belantara makna sang samudra...
dalam bingkai batas mimpi kurcaci.
aku adalah sesuatu untuk di gali, satu cerminan adalah beragam warnaku, tak ada yang bisa mendapati apa warnaku karena aku selalu membaur.
biru adalah kesetiaan dibelantara hidupku, lahir dan bersemayam seadanya, karna tak semua biru bisa tetap dengan hatiku.
merah adalah bagian dari emosi yang tertindas, tak pernah berontak hingga titik nadir terkoyak dan jangan membangunkanya.
kuning adalah terpaan kegelisahaan diantara semaian takdir yang terpaksa ku lalui dan dia adalah warna terkuat dalam jejak pencarianku.
hijau adalah kedamaian yang tertunda meski kadang muncul dengan sendirinya dan hanya aku yang mencoba memahaminya.
jingga adalah bersatunya seluruh warna yang memancar diantara berbagai warna yang mendera di dada.
tunjukkan aku ketika kalian mampu menunjuk dimana warnaku, hingga aku terhenti dalam bayanganya.
hal tersulit dihidupku adalah aku berhenti pada tatanan warna yang mana dan akankah setelah berhenti di warna itu aku akan tetap nyaman meski sebenarnya tak terbantahkan. bantulah warnaku menemukan warna diantara mimpi para kurcaci dengan perbedaan yang mereka miliki dan mereka banggakan.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home