DEFENISI
CAD adalah penyakit pada arteri koroner dimana terjadi penyempitan atau sumbatan pada liang arteri koroner oleh karena proses atherosklerosis. Pada proses artherosklerosis terjadi perlemakan pada dinding arteri koroner yang sudah terjadi sejak usia muda sampai usia lanjut. Proses ini umumnya normal pada setiap orang. Terjadinya infark dapat disebabkan beberapa faktor resiko, hal ini tergantung dari individu.
CAD adalah penyakit pada arteri koroner dimana terjadi penyempitan atau sumbatan pada liang arteri koroner oleh karena proses atherosklerosis. Pada proses artherosklerosis terjadi perlemakan pada dinding arteri koroner yang sudah terjadi sejak usia muda sampai usia lanjut. Proses ini umumnya normal pada setiap orang. Terjadinya infark dapat disebabkan beberapa faktor resiko, hal ini tergantung dari individu.
GEJALA-GEJALA
1. Asimtomatik (tanpa gejala-gejala):
2. Simtomatik (dengan gejala-gejala) :
3. Sakit dada, bedebar-debar, sesak napas, pingsan.
4. Sakit dada
5. Angina pektoris (seperti rasa tertekan, berat, diremas, disertai cemas, keringat dingin, sesak napas)
6. Angina pektoris stabil (sakit dada sesudah melakukan kegiatan)
7. Angina Varian ( terjadi spontan umumnya sewaktu istirahat atau pada waktu aktifitas ringan. Biasanya terjadi akibat spasme pembuluh arteri koroner).
8. Angina Prisemental (sama dengan angina Varian)
9. Infark miokard ( nyeri yang hebat, seperti rasa tertekan, berat, diremas, disertai cemas, keringat dingin, sesak napas, mual, muntah)
1. Asimtomatik (tanpa gejala-gejala):
2. Simtomatik (dengan gejala-gejala) :
3. Sakit dada, bedebar-debar, sesak napas, pingsan.
4. Sakit dada
5. Angina pektoris (seperti rasa tertekan, berat, diremas, disertai cemas, keringat dingin, sesak napas)
6. Angina pektoris stabil (sakit dada sesudah melakukan kegiatan)
7. Angina Varian ( terjadi spontan umumnya sewaktu istirahat atau pada waktu aktifitas ringan. Biasanya terjadi akibat spasme pembuluh arteri koroner).
8. Angina Prisemental (sama dengan angina Varian)
9. Infark miokard ( nyeri yang hebat, seperti rasa tertekan, berat, diremas, disertai cemas, keringat dingin, sesak napas, mual, muntah)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Hb / Ht
2. Hitung trombosit, masa perdarahan, masa pembekuan
3. Elektrolit
4. Analisa Gas Darah (ABGS) : Identifikasi status oksigen, efektifitas fungsi pernapasan, keseimbangan asam-basa
5. Pulse olimetri
6. BUN / Kreatinin
7. Glukosa
8. Amilase
9. Enzym
10. Chest X Ray
11. Elektrokardiografi (EKG)
12. Angiografi
1. Hb / Ht
2. Hitung trombosit, masa perdarahan, masa pembekuan
3. Elektrolit
4. Analisa Gas Darah (ABGS) : Identifikasi status oksigen, efektifitas fungsi pernapasan, keseimbangan asam-basa
5. Pulse olimetri
6. BUN / Kreatinin
7. Glukosa
8. Amilase
9. Enzym
10. Chest X Ray
11. Elektrokardiografi (EKG)
12. Angiografi
PENGKAJIAN
Aktifitas
Dilaporkan :
1. Kelemahan umum
2. Tidak mampu melakukan aktifitas hidup
Ditandai dengan:
1. Tekanan darah berkisar antara 124/91 mmhg- 137/97 mmhg
2. Denyut nadi berkisar antara 100 - 112 x/menit
3. Pernapasan sekitar 16-20 x/menit
4. Terjadi perubahan sesuai dengan aktifitasnya dan rasa nyeri yang timbul sekali-sekali waktu batuk.
Sirkulasi
Dilaporkan :
-Riwayat adanya Infark Miokard Akut, tiga atau lebih penyakit arteri koronaria, kelainan katub jantung, hipertensi
Ditandai dengan :
1. Tekanan darah yang tidak stabil, irama jantung teratur
2. Disritmia / perubahan EKG
3. Bunyi jantung abnormal : S3 / S4 murmur
4. Sianosis pada membran mukosa/kulit
5. Dingin dan kulit lembab
6. Edema / JVD
7. Penurunan denyut nadi perifer
8. Perubahan status mental
Status Ego
Dilaporkan :
1. Merasa tak berdaya / pasrah
2. Marah / ketakutan
3. Ketakuatan akan kematian, menjalami operasi, dan komplikasi yang timbul
4. Takut akan perubahan gaya hidup atau fungsi peran
Ditadai dengan :
1. Kelemahan yang sangat
2. Imsomania
3. Ketegangan
4. Menghindari kontak mata
5. Menangis
6. Perubahan tekanan darah dan pola napas
Makan/minum
Dilaporkan :
1. Perubahan berat badan
2. Hilangnya nafsu makan
3. Nyeri abdomen, nausea/muntah
4. Perubahan frekwensi miksi/meningkat
Ditandai dengan :
1. Menurunnya BB
2. Kulit kering, turgor kulit menurun
3. Hipotensi postural
4. Bising usus menurun
5. Edem (umum, lokal)
Sensoris
Dilaporkan :
1. Sering pusing
2. Vertigo
Ditandai dengan :
1. Perubahan orientasi atau kadang berbicara tidak relefan
2. Mudah marah, tersinggung, apatis.
Nyeri / kenyamanan
Dilaporkan :
1. Nyeri dada/ angina
2. Nyeri post operasi
3. Ketidaknyamanan karena adanya luka oprasi
Ditandai dengan :
1. Post operatif
2. Wajah tapak kesakitan
3. Perilakau tidak tenang
4. Membatasi gerakan
5. Gelisah
6. Kelemahan
7. Perubahan tekanan darah, nadi, dan pernapasan
Pernapasan
Dilaporkan :
1. Napas cepat dan pendek
2. Post operatif
3. Ketidakmampuan untuk batuk dan napas dalam
Ditandai dengan :
1. Post operatif
2. Penurunan pengembangan rongga dada
3. Sesak napas (normal karena torakotomi)
4. Tanpa suara napas (atelektasis)
5. Kecemasan
6. Perubahan pada ABGs / pulse axymetri
Rasa Aman
Dilaporkan :
1. Periode infeksi perbaikan katub
2. Ditandai dengan :
3. Post operati : peradarahan dari daerah dada atau berasal dari insisi daerah donor.
Penyuluhan
Dilaporkan :
1. Faktor resiko seperti diabetes militus, penyakit jantung, hipertensi, stroke
2. Penggunaan obat-obat kardivaskuler ya ng bervariasi
3. Memperbaiki kegagalan/kekurangan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
-Resiko tinggi penurunan kardiak output :
Faktor resiko :
1. Penurunan kontraktilitas miokardium sekunder akibat pembedahan dinding ventrikel, MI, respon pengobatan.
2. Penurunan preload (hipovolemia)
3. Penurunan dalan konduksi elektrikal (dysritmia)
-Gangguan rasa nyaman: nyeri (akut) sehubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.
1. sternotomi (insisi mediastinum ) dan atau insisi pada daerah donor.
2. Miokardial iskemia (MI akut angina)
3. Peradangan pada jaringa atau edem
4. Trauma saraf pada intraoperatif
5. kecemasan, gelisahm, mudah tersinggung
6. Gangguanprilaku
7. Peningkatan denyut nadi
Aktifitas
Dilaporkan :
1. Kelemahan umum
2. Tidak mampu melakukan aktifitas hidup
Ditandai dengan:
1. Tekanan darah berkisar antara 124/91 mmhg- 137/97 mmhg
2. Denyut nadi berkisar antara 100 - 112 x/menit
3. Pernapasan sekitar 16-20 x/menit
4. Terjadi perubahan sesuai dengan aktifitasnya dan rasa nyeri yang timbul sekali-sekali waktu batuk.
Sirkulasi
Dilaporkan :
-Riwayat adanya Infark Miokard Akut, tiga atau lebih penyakit arteri koronaria, kelainan katub jantung, hipertensi
Ditandai dengan :
1. Tekanan darah yang tidak stabil, irama jantung teratur
2. Disritmia / perubahan EKG
3. Bunyi jantung abnormal : S3 / S4 murmur
4. Sianosis pada membran mukosa/kulit
5. Dingin dan kulit lembab
6. Edema / JVD
7. Penurunan denyut nadi perifer
8. Perubahan status mental
Status Ego
Dilaporkan :
1. Merasa tak berdaya / pasrah
2. Marah / ketakutan
3. Ketakuatan akan kematian, menjalami operasi, dan komplikasi yang timbul
4. Takut akan perubahan gaya hidup atau fungsi peran
Ditadai dengan :
1. Kelemahan yang sangat
2. Imsomania
3. Ketegangan
4. Menghindari kontak mata
5. Menangis
6. Perubahan tekanan darah dan pola napas
Makan/minum
Dilaporkan :
1. Perubahan berat badan
2. Hilangnya nafsu makan
3. Nyeri abdomen, nausea/muntah
4. Perubahan frekwensi miksi/meningkat
Ditandai dengan :
1. Menurunnya BB
2. Kulit kering, turgor kulit menurun
3. Hipotensi postural
4. Bising usus menurun
5. Edem (umum, lokal)
Sensoris
Dilaporkan :
1. Sering pusing
2. Vertigo
Ditandai dengan :
1. Perubahan orientasi atau kadang berbicara tidak relefan
2. Mudah marah, tersinggung, apatis.
Nyeri / kenyamanan
Dilaporkan :
1. Nyeri dada/ angina
2. Nyeri post operasi
3. Ketidaknyamanan karena adanya luka oprasi
Ditandai dengan :
1. Post operatif
2. Wajah tapak kesakitan
3. Perilakau tidak tenang
4. Membatasi gerakan
5. Gelisah
6. Kelemahan
7. Perubahan tekanan darah, nadi, dan pernapasan
Pernapasan
Dilaporkan :
1. Napas cepat dan pendek
2. Post operatif
3. Ketidakmampuan untuk batuk dan napas dalam
Ditandai dengan :
1. Post operatif
2. Penurunan pengembangan rongga dada
3. Sesak napas (normal karena torakotomi)
4. Tanpa suara napas (atelektasis)
5. Kecemasan
6. Perubahan pada ABGs / pulse axymetri
Rasa Aman
Dilaporkan :
1. Periode infeksi perbaikan katub
2. Ditandai dengan :
3. Post operati : peradarahan dari daerah dada atau berasal dari insisi daerah donor.
Penyuluhan
Dilaporkan :
1. Faktor resiko seperti diabetes militus, penyakit jantung, hipertensi, stroke
2. Penggunaan obat-obat kardivaskuler ya ng bervariasi
3. Memperbaiki kegagalan/kekurangan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
-Resiko tinggi penurunan kardiak output :
Faktor resiko :
1. Penurunan kontraktilitas miokardium sekunder akibat pembedahan dinding ventrikel, MI, respon pengobatan.
2. Penurunan preload (hipovolemia)
3. Penurunan dalan konduksi elektrikal (dysritmia)
-Gangguan rasa nyaman: nyeri (akut) sehubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.
1. sternotomi (insisi mediastinum ) dan atau insisi pada daerah donor.
2. Miokardial iskemia (MI akut angina)
3. Peradangan pada jaringa atau edem
4. Trauma saraf pada intraoperatif
5. kecemasan, gelisahm, mudah tersinggung
6. Gangguanprilaku
7. Peningkatan denyut nadi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya penuruna tekanan dan cara berelaksasi.
Rencana:
1. Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
2. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran).
3. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
4. Ciptakn suasana lingkungan yangtenang dan nyaman.
5. Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi.
6. Kolaborasi dalam : Pemberian oksigen dan Obat-obatan (beta blocker, anti angina, analgesic)
7. Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan dengan narkosa
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya penuruna tekanan dan cara berelaksasi.
Rencana:
1. Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
2. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran).
3. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
4. Ciptakn suasana lingkungan yangtenang dan nyaman.
5. Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi.
6. Kolaborasi dalam : Pemberian oksigen dan Obat-obatan (beta blocker, anti angina, analgesic)
7. Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan dengan narkosa
b. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
Tujuan: setelah di lakukan tindakan perawatan klien menunnjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
Rencana:
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.
2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
3. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air besar.
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisiki bahwa aktivitas melebihi batas.
c. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.
Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan keperawatan.
Rencana:
1. Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan).
2. Kaji kualitas nadi.
3. Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4.
4. Auskultasi suara nafas.
5. Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas.
6. Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.
7. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti disritmia.
d. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia.
Tujuan: selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi jaringan.
Rencana:
1. Kaji adanya perubahan kesadaran.
2. Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan penurunan kualitas nadi perifer.
3. Kaji adanya tanda Homans (pain in calf on dorsoflextion), erythema, edema.
4. Kaji respirasi (irama, kedalam dan usaha pernafasan).
5. Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi, constipasi).
6. Monitor intake dan out put.
7. Kolaborasi dalam: Pemeriksaan ABG, BUN, Serum ceratinin dan elektrolit.
e. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein.
Tujuan: tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam perawatan.
Rencana:
1. Auskultasi suar nafas (kaji adanya crackless).
2. Kaji adanya jugular vein distension, peningkatan terjadinya edema.
3. Ukur intake dan output (balance cairan).
4. Kaji berat badan setiap hari.
5. Najurkan pada pasien untuk mengkonsumsi total cairan maksimal 2000 cc/24 jam.
6. Sajikan makan dengan diet rendah garam.
7. Kolaborasi dalam pemberian deuritika.
Tujuan: setelah di lakukan tindakan perawatan klien menunnjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
Rencana:
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.
2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
3. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air besar.
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisiki bahwa aktivitas melebihi batas.
c. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.
Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan keperawatan.
Rencana:
1. Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan).
2. Kaji kualitas nadi.
3. Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4.
4. Auskultasi suara nafas.
5. Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas.
6. Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.
7. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti disritmia.
d. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia.
Tujuan: selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi jaringan.
Rencana:
1. Kaji adanya perubahan kesadaran.
2. Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan penurunan kualitas nadi perifer.
3. Kaji adanya tanda Homans (pain in calf on dorsoflextion), erythema, edema.
4. Kaji respirasi (irama, kedalam dan usaha pernafasan).
5. Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi, constipasi).
6. Monitor intake dan out put.
7. Kolaborasi dalam: Pemeriksaan ABG, BUN, Serum ceratinin dan elektrolit.
e. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein.
Tujuan: tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam perawatan.
Rencana:
1. Auskultasi suar nafas (kaji adanya crackless).
2. Kaji adanya jugular vein distension, peningkatan terjadinya edema.
3. Ukur intake dan output (balance cairan).
4. Kaji berat badan setiap hari.
5. Najurkan pada pasien untuk mengkonsumsi total cairan maksimal 2000 cc/24 jam.
6. Sajikan makan dengan diet rendah garam.
7. Kolaborasi dalam pemberian deuritika.
-Aktual kerusakan/integritas kulit sehubungan dengan insisi pembedahan dan lokasi jahitan luka.
Ditandai dengan :
Luka / koyaknya permukaan kulit
-Kurang pengetahuan tentang keadaan dan pemeliharaan post operasi sehubungan dengan kurang terbuka, mis interprestasi informasi, kurang daya ingat.
Ditandai dengan
1. Bertanya / meminta informasi
2. Mengungkapkan tentang masalahnya
3. Adanya kesalahpaham persepsi
4. Tidak adekuat mengikuti instruksi
Ditandai dengan :
Luka / koyaknya permukaan kulit
-Kurang pengetahuan tentang keadaan dan pemeliharaan post operasi sehubungan dengan kurang terbuka, mis interprestasi informasi, kurang daya ingat.
Ditandai dengan
1. Bertanya / meminta informasi
2. Mengungkapkan tentang masalahnya
3. Adanya kesalahpaham persepsi
4. Tidak adekuat mengikuti instruksi
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.
Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia.
Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.
Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI
1. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1987.
2. Donna D, Marilyn. V, Medical Sugical Nursing, WB Sounders, Philadelpia 1991.
4. Sylvia Anderson Price, Ph D. R.N. dan L.Mc.Carty Wilson, Ph D. R.N, Pathofisiologi proses-proses penyakit, edisi I, Buku ke empat.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home