Bring Memory................................
ada semua dalam waktu ada waktu dalam semua.
rentang masa dalam buliran seutas senyum, meski selalu berbalut luka
dasar dari sebuah perkara adalah asa didalam tubuh sebuah nafsu
landai tak bertepi terjal tak bertonggak, walau semua kadang nampak sama.
diantara puing kegelisahan, berayun mendobrak tanduk ke-tradisionalan.
karena semua pasti merasa.
namaku Orient, lahir diantara dentuman semua kegelisahan dunia yang nampak perlahan dalam jendela kesungguhan dan kebahagiaan efek sebuah kedamaian. desaku adalah desa dimana semua memiliki mimpi dan mimpi itu adalah sebagai pemerkasa bola kaki. alias atlit sepak bola.
taun-demi taun semakin aku merasakan betapa bola menjadi teman dekatku dan bermain sepak bola adalah irama darahku, meski terkadang aku lebih sering berada di pinggir lapangan menyaksikan teman-temanku bermain bola. karena menurut pelatih dan pengurus club ditempatku aku tidak memiliki bakat dalam bermain bola.
tepatnya tahun 1996 aku mulai bergabung dengan club sepak bola di tempatku dan pada saat itu usiaku menginjak usia sebelas tahun, semua orang yang melihatku bermain akan bilang dengan lantang. " woi udah keluar aja kalo ga' bisa maen bola daripada menuh-menuhin lapangan". tapi aku tak pernah menggubris itu, hingga akhirnya aku memiliki kesempatan untuk menjadi pemain starter.
kesempatan itu tidak ku buang sia-sia menurutku dalam anganku, dan hasilnya mengecewakan. pelatih baru itupun menyerah memberi kesempatan kepadaku untuk bermain sebagai pemain awal. apa sebenarnya kesalahanku? dimana letak ketidak seriusanku? apakah benar aku tak pernah mampu?
1997 tepatnya di ajang turnament antar daerah se-kotaku, aku hanya sebagai pemain cadangan yang selalu setia berada di samping lapangan memperhatikan pertandingan tanpa menyentuh dan merasakan animo lapangan dari hiruk-pikuknya teriakan suporter. aku berjumpa dengan seorang kakek tua pendorong rolli bola-bola yang berserakan, dari dialah aku mulai mengetahui apa kesalahanku dalam bermain bola.
buat apa kamu ingin bermain bola? tanya kakek tua itu kepadaku sambil memasukkan beberapa bola kedalam rolli bertabur bola kaki.
karena aku ingin terlihat bisa memainkan sesuatu dimata orang lain, dan aku ingin membuat bangga keluarga serta tempat tinggalku. jawabku sambil ikut memunguti bola yang berserakan dan kadang sedikit memperhatikan kakek tua itu, benarkah kakek tua ini bisa bermain bola?
dari alasanmu saja kamu sudah salah dan kamu tidak akan pernah bisa mengerti bola, satu lagi kamu harus tahu bermain bola tidak hanya sebuah asa namun juga kerja dari banyak kaki yang berirama dengan banyaknya hati. maka kau akan mengerti setelah kau bisa menyelarasskan mereka. kenapa kamu suka bermain bola?
kenapa bisa begitu jawabku tak setuju, karena sepertinya kakek ini meremehkan kemampuanku. dalam berfikir masih saja aku bertanya benarkah kakek ini bisa bermain bola? lalu aku menjawab pertanyaanya karena banyak temanya.
jawabanmu salah lagi, permainan bola memang akan memunculkan banyak teman juga lawan. inti dari kesukaanmu seharusnya adalah dimana dirimu mengenal dan menjiwai seharusnya seperti apa, dan mengapa kau harus menyukai itu. kakek itu mulai duduk di anak tangga stadion sambil menyaksikan pertandingan yang berlangsung.
aku masih belum mengerti dengan yang di bicarakan kakek, jawabku dengan sedikit arogansi tanda bahwa aku tidak suka dengan penilainya.
pertanyaan terakhirku buatmu nak, yang kau tau penting mana skor banyak dengan satu orang yang membuatnya atau sekor tidak ada namun seluruh team berusaha, dan sekor satu namun semua permainan berirama dalam team dan menyenangkan bagi semua yang bermain didalamnya?
sekor sebanyak-banyaknya meski hanya satu orang yang mengukirnya jawabku tegas. akupun mulai bersender pada pegangan tangga sambil memperhatikan pertandingan yang sedang berlangsung.
kamu masih terlalu berambisi nak, sehingga terlalu sulit untukmu menemukan makna permainan, karena dalam dirimu hanya terukir kesombongan karena sebenarnya maen bola adalah bahagia melakukanya dan bahagia membaginya, bukan untuk diri sendiri tapi untuk semua.
akhirnya aku sedikit berontak, dan rasa penasarankupun muncul kepermukaan, dengan lantang kusindir kakek itu. kenapa kakek bisa bicara seperti itu? apakah kakek bisa bermain bola seperti yang orang-orang bicarakan, kalaupun bisa mana buktinya.
kamu ingin bukti nak, jawabnya dengan sedikit memejamkan mata kemudian berdiri dari duduknya dan menunjuk kesatu objek. benda yang dia tunjuk adalah bola-bola dalam keranjang yang jaraknya dua meter dari posisi kami berada, liat baik-baik aku akan mengeluarkan satu bola dari keranjangnya dengan bantuan botol bekas minuman ini, mengarahkan kaki ke botol minuman mineral di hadapanya.
baik, kalo kakek bisa melakukan itu dalam dua tendangan dan mampu mengeluarkan dua bola dalam keranjang. maka aku akan mencerna dan memahami perkataan kakek tadi. tapi kalo kakek tidak berhasil maka, benar dugaanku bahwa kakek hanya seorang pemimpi.
kemudian kuperhatikan kakek itu memposisikan kakinya disamping tutup botol yang tergeletak, kemudian mengayunkan telapak kakinya ke atas dan turun kebawah menyentuh bagian ujung tutup botol, karena tersenggol botol mineral tadi melayang sedikit keudara dengan cekatan kaki bagian kakek tadi menerima jatuhnya botol yang melayang itu, kemudian kaki kananya mengayun perlahan kedepan memberi tekanan pada botol yang kembali melayang dan...... botol melaju mengarah ke keranjang bola dengan menyentuh bibir besi keranjang dan menghantam satu bola terluar dari keranjang, sehingga bola yang tersentuh tersebut jatuh dari tempatnya.
aku mengagumi gayanya namun tidak puas begitu saja karena menurutku ini hanyalah ketidak sengajaan dari si kakek. kemudian aku mengambil satu botol lagi sisaku minum, kuletakkan tepan seperti botol sebelumnya. haha...., fikirku licik bola-bola yang sekarang letaknya lebih didalam dan akan lebih sulit untuk mengeluarkanya. dengan senyuman sedikit meremehkan aku mulai memperhatikan apa yang akan kakek itu lakukan.
hampir sama dengan tendangan yang pertama, tapi pada saat menendang kakek ini sekarang menggunakan kaki bagian terluar dari telapak kakinya. sehingga membuat efek putaran terhadap kaleng yang dia tendang. namun anehnya, bila tendangan efek seperti ini seharusnya laju botol yang ditendang akan lurus. sedangkan tendangan kakek ini melambung dan menukik seperti layaknya tendangan parabola namun yang digunakan pada saat menendang adalah sisi telapak kaki bagian dalam, sungguh aneh cara menendangnya bagiku.
perputaran laju botol tersebut akhirnya menukik kedalam keranjang bola yang menjadi target, jatuh kedalamnya dan membuat perputaran di dalamnya sehingga bola yang didalam bertabrakan dan melambung keluar dari bibir keranjang. baru kali ini aku melihat tendangan setenang dan sekejam itu.
senyum mengembeng dari bbir si kakek, sambil berkata bukan kesombongan yang mengalir dalam putaran botol itu melainkan, efek kesederhanaan yang akan membuatmu merasa bangga sendiri dan akan mempengaruhi orang disekitarmu ikut bangga. satu yang harus kau ingat cucuku.... berlakulah selayaknya hanya dirimu dan tuhan yang tahu dalam berbuat kebaikan, dan biarlah banyak orang yang tahu ketika dirimu melakukan kesalahan.
karena bahagia dimata orang lain tak akan mempengaruhi bahagia yang kau buat sendiri.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home